Home » Cirebon » Mencuat! Polemik Pembangunan Kandang Ayam Modern Di Desa Tonjong – Pasaleman

Mencuat! Polemik Pembangunan Kandang Ayam Modern Di Desa Tonjong – Pasaleman

CIREBON – Rencana akan dibangunnya kandang ayam modern di Desa Tonjong, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon, memicu sejumlah kabar tak sedap yang akhirnya naik ke permukaan.

MUSHOLLA – Rencananya pihak PT akan memberikan kompensasi untuk pembangunan pagar musholla di dekat lokasi pembangunan kandang ayam.

Awalnya, kabar tersebut datang dari narasumber Jabar Publisher yang tidak mau disebutkan namanya, Jum’at (8/11/2019) lalu. Kepada JP, Ia menceritakan, bahwa lokasi yang akan dibangun kandang ayam dengan luas sekitar 4 hektar oleh anak cabang PT. Japfa Comfeed Indonesia melalui anak perusahaan bernama PT. Melindo itu, diduga tidak sesuai aturan. “Berdasarkan aturan, harusnya jarak radius antara lokasi pabrik dengan rumah warga itu minimal 500 meter, tapi di lokasi perusahaan itu hanya sekitar 250 meter radiusnya,” ungkap sumber JP mengawali penyampaian informasi.

Polemik yang kedua yakni, diduga tidak transparannya harga tanah yang dibeli oleh perusahaan dari para pemilik lahan. Diduga ada oknum perangkat desa dan mediator yang bermain. “Modusnya adalah pemilik tanah hanya menerima Rp 40 ribu per meter, sedangkan dari pihak PT nya, tanah tersebut dibayar dengan harga Rp 80 ribu per meternya. Coba bayangkan berapa besar keuntungan yang diraup para oknum itu mas,” cetus sumber sambil menghisap sebatang rokok kretek.

Lalu permasalahan yang ketiga, lanjut dia, ada sejumlah warga dari dua desa, yaitu Desa Tonjong dan Desa Tanjunganom Blok Keroya yang tidak setuju dengan adanya pembangunan kandang ayam tersebut. Meski saat sosialisasi, disampaikan oleh pihak PT bahwa kandang ayam ini dioperasikan dengan teknologi modern sistem tertutup dan tidak akan mengganggu lingkungan.

Selasa (12/11/2019) tim Jabar Publisher akhirnya mendatangi lokasi dan mengkonfirmasi para pihak terkait antara lain PJ Kuwu Tonjong, Kuwu Tonjong Terpilih, BPD, Kepala Dusun 1, serta warga setempat untuk mendapatkan info yang valid.

Saat diwawancarai, Selasa (12/11/2019), di ruangannya, Pejabat (PJ) Kuwu Tonjong, Uus Rusyadi mengaku tidak tahu banyak permasalahan rencana pembangunan kandang ayam tersebut. “Untuk masalah jual beli tanah atau pembebasan lahan dan yang lain lainya saya tidak tahu, karena jujur awalnya juga saya tidak menangani tentang ini. Denger sih ia, tapi tidak tahu banyak soal itu. Paling kemarin saja ada sosialisai dengan masyarakat, tentang rencana pembangunan jembatan yang akan dilaksanakan Rabu (13/11/2019), karena masyarakat mengokehkan, ya saya selaku pejabat kuwu juga menandatanganinya,” ungkap Uus yang juga menceritakan bahwa MoU dilakukan tepat saat peralihan jabatan dari kuwu definitif kepada PJ.

Sementara itu Kuwu Tonjong terpilih yang juga kuwu incumbent, Yuherna menjelaskan, bahwa munculnya riak-riak masalah ini, justru setelah semua perijinan seperti amdal dan yang lainnya sudah ditempuh. Ia juga menduga ada muatan politis yang sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu.

KONFIRMASI – Foto dari kiri ke kanan: Kuwu Tonjong terpilih, wartawan JP, Ketua BPD dan Kadus 01 saat dikonfirmasi soal pembangunan kandang ayam dan isu strategis di perbatasan Jabar-Jateng di kediaman Kuwu Tonjong Terpilih, Yuherna.

“Menurut saya warga malah bersyukur dengan akan dibangunnya kandang ayam tersebut karena bisa menyerap tenaga kerja sedikitnya 40 orang. Dan malah katanya dari PT tersebut juga akan menyumbangkan dana kompensasi untuk pembangunan pagar musholla. Saya tahunya sebatas sosialisasi, perkembangan selanjutnya saya tidak tahu, karena sementara ini tidak menjabat sebagai kuwu, apalagi tentang isu jual beli tanah,” kata Yuherna.

Kemudian Kepala Dusun 01 Desa Tonjong, Dedi Dananto juga menjelaskan, bahwa pihak dari PT akan memberikan kompensasi senilai Rp 10 juta, dengan ri 5 juta untuk pemagaran musholla, dan 5 juta untuk warga sekitar. “Dan itu sudah disepakati serta ditandatangani saat pertemuan musyawarah antara warga yang hadir dengan pihak PT, nanti di tahap selanjutnya, menurut peraturan pihak PT dalam perekrutan tenaga kerja akan memprioritaskan warga sekitar. Dan setelah produksi berjalan untuk CSR-nya juga ada andil buat warga, makanya warga juga mau dan menandatangani,” terang Dedi.

Sedangkan saat tim JP survey langsung ke lokasi pembangunan kandang ayam yang dimaksud, disana ada beberapa narasumber dari warga sekitar. “Ya saya dengar beredarnya isu tersebut termasuk soal harga tanah. Dan semakin ramai menjelang pemilihan kuwu sampai sekarang. Kalau bicara radius, ya gak sampe 500 meter sih mas, paling juga 200 meteran,” ujar sumber yang juga warga asli Desa Tonjong ini.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi dari pihak PT terkait karena tidak ada satupun pihak yang bersedia memberikan akses perwakilan manajemen yang bisa dihubungi. Baik Pemdes maupun warga sekitar hanya menyatakan bahwa PT tersebut adalah anak perusahaan dari PT. Japfa dengan kantor yang berada di Majalengka. Rencananya redaksi akan mengkonfirmasi langsung saat pembangunan jembatan sebagai akses jalan masuk menuju lokasi kandang ayam. (adi/jay)

LOKASI – Rencana pembangunan kandang ayam lokasinya tak terlalu jauh dari pemukiman warga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*